Selamat
datang Mahasiswa Baru Unila
Selasa, 28 Juni 2016,
ada selebrasi sekaligus kalibrasi massif dari ratusan ribu pemuda Indonesia.
Ini bertepatan dengan pengumuman hasil tes penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi
negeri seluruh Indonesia (SBMPTN) 2016. Ada syukur dengan aneka ekspresi
kepuasan. Sebaliknya, lebih banyak yang kecewa dan harus mengukur kembali
(kalibrasi) kemampuan diri secara akademik untuk menembus PTN. Apa pun, selamat
kepada yang lulus dan bersabarlah kepada yang belum tembus.
Selamat datang
mahasiswa baru Unila. Judul ini saya pakai mewakili unsur pimpinan Universitas
Lampung atas keberhasilan sekitar 5 ribu orang yang hari ini namanya tercantum
sebagai calon mahasiswa Unila. Ini masih akan di tambah lagi dengan 1.600-an
lagi calon mahasiswa baru dari jalur Simanila yang akan disaring pada Juli
2016. Tulisan ini adalah prosesi penyambutan akademik, dan sama sekali bukan
upacara pesta kemenangan.
Kami bangga Anda
terseleksi menjadi raw material yang
akan kami olah menjadi sebentuk produk ideal dalam kancah peradaban manusia.
Yakni calon intelektual yang memiliki kompetensi tinggi dalam berbagai ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kecakapan rohaniah. Kami berharap Anda adalah benih
unggul yang memiliki modal kualitas, modal integritas, dan modal sosial yang
baik.
Siapapun Anda, mari
mengenal Unila dan proyeksi terkininya. Lalu, siapkan diri Anda untuk menjadi
bagian penting untuk mewujudkan visi barunya.
Unila,
Universitas Riset
Kayuhlah dayungmu lebih
keras, maka beberapa pulau akan terlampaui. Peribahasa adaptasi ini sengaja
saya munculkan untuk menandai adanya haluan baru di Unila. Unila yang selama
ini berproses dengan segala dinamikanya, kini dipacu untuk mewujudkan harapan
semua pihak. Evaluasi menyeluruh merekomendasikan harus adanya perubahan
strategi untuk melampaui ekspektasi seperti yang diharapkan. Dan, research university menjadi pilihan
terbaik setelah kita terseok-seok dengan teaching
university.
Ada konsekuensi yang
harus ditanggung akibat perubahan strategi ini. Seluruh komponen dan unsur di
Unila harus mengubah mindset ke
paradigma baru yang berorientasi pada pencapaian kinerja yang terukur. Produk
dari lulusan Unila tidak lagi sekedar penyambung lidah (transfer of knowledge), lebih dari itu, dia juga harus menjadi
produsen ilmu pengetahuan (production of
knowledge).
“Memasuki tahun 2016,
Ketika Unila menasbihkan diri sebagai research
university, pilar-pilar untuk tumbuh suburnya riset itu terus kami
kuatkan”.
Konsep mengajar murid untuk
bisa mengajar (guru untuk menjadi guru) sudah tidak pas lagi dalam tren
akselerasi perguruan tinggi dan juga tuntutan zaman. Kita tidak bisa bersaing
lagi jika berkutat pada dua-tiga pulau saja sekali dayung. Sementara orang lain
mengerahkan potensi untuk mendayung dengan capaian seribu pulau sekali kayuh.
Di dalam, kami telah
menyiapkan segala perangkat untuk Anda mahasiswa baru untuk menerjemahkan
setiap ide brilian. Di Unila, dengan delapan fakultas di ruang public seluas 70
hektare anda bisa menimba ilmu dari 1200-an dosen dengan aneka ekspektasi dan
bergaul seraya berkompetisi dengan 32 ribu lebih mahasiswa. Ini adalah kawah
candradimuka yang bisa diibaratkan sumur tanpa dasar.
Haluan baru sebagai
universitas riset adalah tantangan baru yang harus dijawab oleh sivitas
akademika, terutama mahasiswa baru. Paradigma riset berbasis ilmu pengetahuan
akan selalu mewarnai setiap gerak semua elemen. Para guru besar telah sepakat
untuk menjadi suluh untuk setiap dosen dan mahasiswa untuk melakukan penelitian
ilmiah. Para dosen juga telah bersiap mendampingi mahasiswa yang ingin
menemukan hal baru dalam riset. Dan, itu semua akan mendapat alokasi pembiayaan
yang pantas serta apresiasi khusus.
Didukung 1200 dosen
dengan kualifikasi 60 guru besar (professor), 357 bergelar doctor, dan sisanya
berserrtifikat magister, Unila sesungguhnya adalah samudera luas dan dalam. Ada
dinamika amat bergelora dari proses kreatif setiap kepala yang berfokus kepada
pencarian ilmu tanpa batas. Ia adalah restricted
area yang mendapat otonomi khusus dari Negara untuk mengembangkan ilmu
poengetahuan, teknologi, budaya, pemikiran, eksperimentasi, dan apapunyang
mungkin saja bukan mainstream. Dan,
para expert itu akan dengan senang
hati akan memfasilitasi greget Anda mengungkap ilmu di balik suatu fenomena.
Jika ada istilah palu gada, apa yang elu au gua ada, Unila adalah jawaban untuk
keingintahuan Anda.
Sumber daya dan
dispensasi itu bertujuan memancing munculnya pemikiran baru, wacana baru,
inovasi, dan keunikan. Di kampus, setiap orang punya hak untuk memikirkan
sesuatu yang di luar kelaziman (out of
the box), nyeleneh atau cenderung menyimpang, tatapi Kampus Hijau Unila
mempunyai otoritas untuk mengendalikan secara proporsional.
Isi
Kepala Penuh
Jika paradigma lama
menyebut mahasiswa baru datang ke kampus sebagai kertas putih, hari ini kami
menantang Anda untu hadir dengan kepala yang penuh. Bawaan berupa fenomena,
problem masyarakat, kasus, intrik, atau apa pun, mari kita kancah di kampus ini
secara komprehensif untuk mendapatkan solusi. Ratusan pakar dan sumber daya
yang ada di Unila harus menjadi harapan atas semua masalah di peradaban bangsa
ini.
Kami tidak memandang
Anda datang dari mana dan strata apa. Selau ada solusi untuk tumbuhnya
kecerdasan Anda yang bergejolak dari sekedar urusan teknis di Unila. Selalu ada
jalan keluar untuk niat baik Anda yang ditopang oleh otak encer dan integritas
diri yang tinggi. Sebab, ratusan beasiswa prestasi bisa Anda akses dari kampus
ini. Maka, jadilah anak berprestasi, urusan administrasi akan jauh lebih
menyenangkan.
Memasuki tahun 2016,
ketika Unila menasbihkan diri sebagai research
university, pilar-pilar untuk tumbuh suburnya riset it uterus kami kuatkan.
Salah satunya merevitalisasi lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
menjadi 11 pusat studi.
Sebanyak 11 pusat studi
ini siap melakukan kajian dalam rangka percepatan pembangunan Provinsi Lampung
khususnya dan Indonesia umumnya.
Pusat studi ini antara
lain meliputi Cassaca Centre; Pengembangan Pesisir dan Kelautan; Sosbud dan
Pendidikan; termasuk Gizi, Kesehatan, dan Herbal. Selain itu, membuat
skeme-skema baru riset dengan pendekatan kearifan local (local wisdom). Ini menjadi
salah satu penekanan karena riset berbasis muatan local akan memiliki ciri
khusus dan tingkat diferensiasi yang tinggi dari daerah lain. Dan, ini semua
akan melibatkan seluruh elemen kampus dari para professor hingga mahasiswa. (Lampung Post, 29/6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar