Ramadan Bulan Pendidikan
Ramadan adalah bulan pendidikan (tarbiyah). Hal itu benar
adanya. Sebab, pada bulan suci, kaum muslim dididik dan dilatih Allah SWT untuk
menjadi manusia ideal.
Pertama, sebagai latihan dan pembiasaan. Yang belum atau
tidak terbiasa, sungguh berat melaksanakan shaum Ramadan. Karena itulah
kitadiajarkan untuk “berlatih” puasa (sunnah) pada bulan-bulan jelang Ramadan.
Agar ketika baligh siap berpuasa penuh, anak-anak pun sebaiknya dilatih shaum
pada Bulan Suci.
Kedua, menumbuh kepekaan sosial. Setiap manusia pada
dasarnya diberikan kecintaan terhadap harta benda sebagai bagian dari naluri
mempertahankan diri (gharizah baqa’). Kecintaan ini memicu lahirnya sikap
bakhil (pelit dan kikir) serta individualis, mementingkan diri sendiri dan
enggan berbagi. Salah satu di antara sekian hikmah dan rahasia puasa ialah
memupuk solidaritas, persamaan derajat, kasih saying, tepa selira, kepedulian sesama,
dan kesetia kawanan sosial. Tidak hanya dalam bentuk teori dan kata-kata
belaka, tetapi juga aksi dan praktik langsung.
Aksi dan praktik langsung solidaritas sosial pada waktu
puasa di antaranya: (1) memberikan makanan berbuka (ifthar) kepada orang-orang
yang berpuasa; (2) memberikan zakat fitrah, yang diberikan kepada fakir miskin
yang ada kaitannya khusus dengan puasa, yaitu sebagai penambal berbagai
kesalahan (dosa-dosa kecil) selama menjalani puasa; (3) memperbanyak sedekah,
yaitu memberikan bantuan. Bedanya dengan zakat, sedekah tidak terikat oleh
aturan tertentu; (4) menyegerakan zakat maal, yang umumnya diberikan jika panen
(menuai hasil) ibarat bidang pertanian, gaji dan honorarium atau telah cukup
hitungan setahun (haul) ibarat bidang perdagangan, untuk meraih kemuliaan bulan
Ramadan, pengeluaran zakat maal ini bisa disegerakan; (5) ditetapkannya
membayar fidyah bagi orang-orang yang tidak menjalankan puasa karena tidak
mampu atau berat oleh karena suatu sebab. Mereka boleh tidak berpuasa dan tidak
usah mengganti pada hari yang lain namun cukup membayar fidyah.
Ketiga, membangun akhlakul karimah. Keluarga memiliki
sejumlah fungsi, yakni fungsi biologis, religius, edukatif, sosial dan ekonomi.
Bila kedisiplinan yang dimulai dari perilaku saat berpuasa dilakukan dari tahun
ke tahun, dia akan menjadi bagian dari perilaku anak untuk berdisiplin di
bidang lain, misalnya ketaatan terhadap peraturan lalu lintas atau
perundang-undangan, disiplin waktu dalam memenuhi perjanjian, dan disiplin
melaksanakan tanggung jawab atau pekerjaan yang diembannya.
Keempat, mewujudkan pendidikan kesatuan umat. Merasakan lapar
dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan
yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan
akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang
lain entah kapan akan berakhir.
Kelima, puasa sebagai pendidikan Perubahan. Puasa Ramadan adalah
pengendalian diri dari hal-hal yang pokok seperti makan dan minum. Kemampuan kita
dalam mengendalikan diri dari hal-hal yang pokok semestinya membuat kita mampu
mengendalikan diri dari kebutuhan kedua dan ketiga, bahkan dari hal-hal yang
kurang pokok dan tidak perlu sama sekali. Kemampuan kita mengendalikan diri
dari hal-hal yang tidak benar menurut Allah dan Rasul-Nya merupakan sesuatu
yang amat mendesak, bila tidak kehidupan ini akan berlangsung seperti tanpa
aturan, tak ada lagi halal dan haram, tak ada lagi haq dan bathil, bahkan tak
ada lagi pantas dan tidak pantas atau sopan dan tidak.
Demikianlah, Ramadan menjadi bulan pendidikan. Keberhasilan
ibadah Ramadan justru tidak hanya terletak pada amaliyah Ramadan yang kita
kerjakan dengan baik, tetapi yang juga sangat penting adalah bagaimana
menunjukkan adanya peningkatan taqwa yang dimulai dari bulan Syawal hingga
Ramadan tahun yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar