Ramadan 1437 H (Bulan Pendidikan)

Ramadan Bulan Pendidikan

Ramadan adalah bulan pendidikan (tarbiyah). Hal itu benar adanya. Sebab, pada bulan suci, kaum muslim dididik dan dilatih Allah SWT untuk menjadi manusia ideal. 

Pertama, sebagai latihan dan pembiasaan. Yang belum atau tidak terbiasa, sungguh berat melaksanakan shaum Ramadan. Karena itulah kitadiajarkan untuk “berlatih” puasa (sunnah) pada bulan-bulan jelang Ramadan. Agar ketika baligh siap berpuasa penuh, anak-anak pun sebaiknya dilatih shaum pada Bulan Suci.

Kedua, menumbuh kepekaan sosial. Setiap manusia pada dasarnya diberikan kecintaan terhadap harta benda sebagai bagian dari naluri mempertahankan diri (gharizah baqa’). Kecintaan ini memicu lahirnya sikap bakhil (pelit dan kikir) serta individualis, mementingkan diri sendiri dan enggan berbagi. Salah satu di antara sekian hikmah dan rahasia puasa ialah memupuk solidaritas, persamaan derajat, kasih saying, tepa selira, kepedulian sesama, dan kesetia kawanan sosial. Tidak hanya dalam bentuk teori dan kata-kata belaka, tetapi juga aksi dan praktik langsung.


Aksi dan praktik langsung solidaritas sosial pada waktu puasa di antaranya: (1) memberikan makanan berbuka (ifthar) kepada orang-orang yang berpuasa; (2) memberikan zakat fitrah, yang diberikan kepada fakir miskin yang ada kaitannya khusus dengan puasa, yaitu sebagai penambal berbagai kesalahan (dosa-dosa kecil) selama menjalani puasa; (3) memperbanyak sedekah, yaitu memberikan bantuan. Bedanya dengan zakat, sedekah tidak terikat oleh aturan tertentu; (4) menyegerakan zakat maal, yang umumnya diberikan jika panen (menuai hasil) ibarat bidang pertanian, gaji dan honorarium atau telah cukup hitungan setahun (haul) ibarat bidang perdagangan, untuk meraih kemuliaan bulan Ramadan, pengeluaran zakat maal ini bisa disegerakan; (5) ditetapkannya membayar fidyah bagi orang-orang yang tidak menjalankan puasa karena tidak mampu atau berat oleh karena suatu sebab. Mereka boleh tidak berpuasa dan tidak usah mengganti pada hari yang lain namun cukup membayar fidyah. 

Ketiga, membangun akhlakul karimah. Keluarga memiliki sejumlah fungsi, yakni fungsi biologis, religius, edukatif, sosial dan ekonomi. Bila kedisiplinan yang dimulai dari perilaku saat berpuasa dilakukan dari tahun ke tahun, dia akan menjadi bagian dari perilaku anak untuk berdisiplin di bidang lain, misalnya ketaatan terhadap peraturan lalu lintas atau perundang-undangan, disiplin waktu dalam memenuhi perjanjian, dan disiplin melaksanakan tanggung jawab atau pekerjaan yang diembannya.

Keempat, mewujudkan pendidikan kesatuan umat. Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir.

Kelima, puasa sebagai pendidikan Perubahan. Puasa Ramadan adalah pengendalian diri dari hal-hal yang pokok seperti makan dan minum. Kemampuan kita dalam mengendalikan diri dari hal-hal yang pokok semestinya membuat kita mampu mengendalikan diri dari kebutuhan kedua dan ketiga, bahkan dari hal-hal yang kurang pokok dan tidak perlu sama sekali. Kemampuan kita mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak benar menurut Allah dan Rasul-Nya merupakan sesuatu yang amat mendesak, bila tidak kehidupan ini akan berlangsung seperti tanpa aturan, tak ada lagi halal dan haram, tak ada lagi haq dan bathil, bahkan tak ada lagi pantas dan tidak pantas atau sopan dan tidak.


Demikianlah, Ramadan menjadi bulan pendidikan. Keberhasilan ibadah Ramadan justru tidak hanya terletak pada amaliyah Ramadan yang kita kerjakan dengan baik, tetapi yang juga sangat penting adalah bagaimana menunjukkan adanya peningkatan taqwa yang dimulai dari bulan Syawal hingga Ramadan tahun yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar